Budilaksono.com....Salam
Inspiratif, Kepada bapak ibu guru, dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
(Kemendikbud) segera menerbitkan panduan bagi para guru dan orangtua dalam
membicarakan kejahatan terorisme dengan siswa dan anak-anak, terkait dengan
peristiwa teror.
Mendikbud
meminta semua pihak membantu menyebarluaskan panduan singkat bagi para guru dan
orangtua dalam membicarakan kejahatan terorisme dengan siswa dan anak-anak
mereka.
Pada
Panduan akan diterbitkan oleh Kemdikbud secara singkat itu terdiri dari dua
bentuk panduan. Pertama panduan untuk guru dalam berbicara dengan siswa tentang
kejahatan terorisme. Kedua, panduan bagi orangtua untuk bicara terorisme dengan
anaknya.
Sebagaimana
dalam laman kemendikbud, Dalam panduan itu para guru diharapkan melakukan
hal-hal sebagai berikut:
- Sediakan
waktu bicara pada siswa tentang kejahatan terorisme. Siswa sering menjadikan
guru tempat mencari informasi dan pemahaman tentang apa yang sedang terjadi.
- Bahas
secara singkat apa yang terjadi, meliputi fakta-fakta yang sudah terkonfirmasi.
Jangan membuka ruang terhadap rumor, isu dan spekulasi.
- Beri
kesempatan siswa untuk mengungkapkan perasaannya tentang tragedi/kejahatan yang
terjadi. Nyatakan dengan jelas rasa duka kita terhadap para korban dan
keluarganya.
- Arahkan
rasa kemarahan pada sasaran yang tepat, yaitu pada pelaku kejahatan, bukan pada
identitas golongan tertentu yang didasarkan pada prasangka.
- Kembali
pada rutinitas normal. Terorisme akan sukses apabila mereka berhasil mempengaruhi kehidupan
sehari-hari dan kehidupan kebangsaan kita.
- Ajak
siswa berpikir positif. Ingatkan bahwa negara kita telah melewati banyak
tragedi dan masalah dengan tegar, gotong-royong, semangat persatuan dan saling
menjaga.
- Ajak
siswa berdiskusi dan mengapresiasi kerja para polisi, TNI dan petugas kesehatan
yang melindungi, melayani dan membantu kita di masa tragedi. Diskusikan lebih
banyak tentang sisi kesigapan dan keberanian mereka daripada sisi kejahatan
pelaku teror.
Sedangkan
bagi orangtua diharapkan dapat melakukan serangkaian hal berikut ini kepada
anak-anak:
- Cari
tahu apa yang mereka pahami. Bahas secara singkat apa yang terjadi, meliputi
fakta-fakta yang sudah terkonfirmasi, ajak anak untuk menghindari isu dan
spekulasi.
- Hindari
paparan terhadap televisi dan media sosial yang sering menampilkan gambar dan
adegan mengerikan bagi kebanyakan anak, terutama anak di bawah usia 12 tahun.
- Identifikasi
rasa takut anak yang mungkin berlebihan. Pahami bahwa tiap anak memiliki
karakter unik. Jelaskan bahwa kejahatan terorisme sangat jarang, namun kewaspadaan
bersama tetap perlu.
- Bantu
anak mengungkapkan perasaannya terhadap tragedi yang terjadi. Bila ada rasa
marah, arahkan pada sasaran yang tepat, yaitu pelaku kejahatan. Hindari
prasangka pada identitas golongan tertentu yang didasarkan pada prasangka.
- Jalani
kegiatan keluarga bersama secara normal untuk memberikan rasa aman dan nyaman,
serta tidak tunduk pada tujuan teroris mengganggu kehidupan kita. Kebersamaan
dan komunikasi rutin sangat penting untuk mendukung anak.
- Ajak
anak berdiskusi dan mengapresiasi kerja para polisi, TNI dan petugas kesehatan
yang melindungi, melayani dan membantu kita di masa tragedi. Diskusikan lebih
banyak tentang sisi kesigapan dan keberanian mereka daripada sisi kejahatan
pelaku teror.
- Panduan
ini diharapkan bisa menjadi contoh bagi orangtua dan guru dalam mendampingi
anak-anak bila terjadi peristiwa lain, yang dapat berdampak pada anak-anak,
tidak hanya soal kejahatan terorisme.
Demikianlah
informasi yang diterbitkan oleh Biro Komunikasi dan Layanan Masyarakat Kementerian
Pendidikan Kebudayaan mengenai rencana panduan guru dan orang tua dalam
menjelaskan ke siswa dalam hal terorisme. Semoga panduan secara lengkapnya
segera terbit di tahun 2016 ini