Budilaksono.com....Salam
inspiratif, Kepada bapak ibu guru semoga
diberikan kemudahan dalam beraktivitas. Bapak ibu guru, Pendidikan menjadi
sangat penting bagi bangsa Indonesia dalam segala sektor, karena pendidikan
merupakan bagian integral yang tidak dapat dipisahkan dari proses penyiapan
Sumber Daya Manusia (SDM) yang berkualitas, tangguh dan terampil sehingga dapat
lebih produktif dan berdaya bersaing tinggi. Dapat dikatakan bahwa kualitas SDM
merupakan salah satu faktor penentu dalam mencapai keberhasilan program
pembangunan.
Tantangan
pendidikan dalam menhadapi era global dan perubahaban terjadi maka disiapkan SDM
utuh yang memiliki kemampuan bekerja dan berkembang pada masa yang akan datang.
Maka Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) melalui Badan Pengembangan Sumber
Daya Manusia (BSDM KP) yang memiliki Visi “Mencetak SDM Unggul Bagi Pembangunan
Kelautan dan Perikanan yang Berdaya Saing dan Berkelanjutan untuk Kesejahteraan
Masyarakat” dalam menyelenggarakan pendidikan vokasi dipandang sangat tepat
untuk menyedikan tenaga terampil dan ahli perikanan yang kompeten dan berdaya
saing.
Menurut Laman http://www.bpsdmkp.kkp.go.id/ Arah yang diharapkan pada pendidikan vokasi dengan pendekatan
Teaching Factory adalah :
- Pendidikan
sekolah menengah 30% pengembangan pengetahuan (knowledge) dan Keterampilan (skill) ditambah karakter (character
building) dengan porsi sebesar 70% praktik.
- Pendidikan
Tinggi 40% pengembangan pengetahuan (knowledge) dan Keterampilan (skill) ditambah karakter (character
building) 60% praktik
SMK dibawah naungan kemendikbud tidak mempunyai kesamaan dalam persentase antara teori, praktik dan ketrampilan. Sehingga akan terjadi perbedaan-perbedaan antara Hasil lulusan SDM SMK yang di Kota dan SMK yang di Desa. Bahagianya SMK kiranya bila BPSDMnya Kemdikbud menerapkan pendidikan vokasi dengan pendekatan program TEPA yang sama seluruh SMK di Indonesia. Sehingga lulusan SMK mampu bersaing didunia Kerja baik SMK di Kota maupun Desa. Kapan program Teaching Factory secara nasional hinggap di Hati SMK?
Teaching
Factory (TEFA) merupakan suatu konsep pembelajaran dalam suasana sesungguhnya,
sehingga dapat menjembatani kesenjangan kompetensi antara kebutuhan industri
dan pengetahuan pada satuan pendidikan. Teknologi pembelajaran yang inovatif
dan praktek produktif merupakan konsep metode pendidikan yang berorientasi pada
manajemen pembelajaran agar selaras dengan kebutuhan dunia industri.
Program
Teaching Factory merupakan perpaduan pembelajaran yang sudah ada yaitu
Competency Based Training (CBT) dengan Production Based Training (PBT), yang
dalam pengertiannya bahwa suatu proses keahlian atau keterampilan (life skill)
dirancang dan dilaksanakan berdasarkan prosedur dan standar bekerja yang
sesungguhnya untuk menghasilkan produk yang sesuai dengan tuntutan
pasar/konsumen.
Selanjutnya
arah Program Teaching Factory adalah pembentukan dan atau menghasilkan lulusan
yang memiliki keterampilan, kompetensi, dan profesional di sektor kelautan dan
perikanan. Sehingga para lulusan diharapkan dapat menjadi penggerak potensi
kelautan dan perikanan, dan tenaga kerja yang profesional, baik sebagai pelaku
utama muda modern, pelaku usaha, maupun sebagai tenaga kerja pada dunia usaha
dan dunia industri (DU/DI) di sektor kelautan dan perikanan. Yang kesemuanya
itu, diharapkan dapat menghasilkan impact berupa kesejahteraan pada masyarakat.
Wujud
nyata dari implementasi program pendidikan vokasi melalui pembelajaran TEFA adalah
sebagai berikut :
- Budidaya
udang system busmetik (budidaya udang skala mini pada empang plastik) oleh SUPM
Ladong. Budidaya udang system busmetik SUPM Ladong telah diselenggarakan sejak
tahun 2012, dan merupakan produk unggulan yang melibatkan taruna secara aktif
yang turut didampingi oleh guru sebagai konsultan. Bahkan Teaching Factory SUPM
Ladong ini, telah menjadi rujukan bagi Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) di
wilayah sekitarnya. Hal ini ditunjukan dengan terjalinnya kerjasama dengan
berbagai SMK untuk pemanfaatan sarana parasarana, sharring knowledge, maupun
peningkatan kompetensi pendidik
- Pengolahan
BATARI (Bandeng Tanpa Duri) oleh Politeknik KP Sidoarjo. Teaching Factory
pengolahan BATARI (Bandeng Tanpa Duri) merupakan produk unggulan Politeknik KP
Sidoarjo yang diolah di TEFA pengolahan modern. Produk yang dihasilkan dari
praktek taruna ini adalah sebagai pembelajaran Teaching Factory untuk
memperoleh keterampilan yang handal dalam bidang pengolahan ikan, yang tidak
terlepas dari peran serta Dosen sebagai tenaga pendidik/pendamping dalam
menghasilkan BATARI berkualitas tinggi. Untuk kalangan penikmat rasa di wilayah
sekitar dan lingkup satuan Pendidikan BPSDM KP, produk yang dahulunya dikenal
Bandeng Tandu (Tanpa Duri) ini sudah cukup dikenal dan sudah banyak dikonsumsi.
Bukan hanya dikenal saja, namun hasil praktek peserta didik ini telah berhasil
masuk ke pasar retail modernserta banyak diantara Lembaga, Institusi dan Dharma
Wanita yang berkunjung untuk mempelajari proses pembuatan BATARI tersebut dan
bahkan melakukan program kerja sama. Di awal tahun 2015, Dharma Wanita Persatuan
Provinsi Papua pun berkunjung ke Politeknik KP Sidoarjo untuk mempelajari
Bandeng Tanpa Duri dan bentuk produk unggulan lainnya.
- Penyusunan
Programa Penyuluhan Perikanan oleh STP Jurluhkan Bogor. Teaching Factory penyusunan
program penyuluhan perikanan dimaksudkan agar taruna dapat membantu melengkapi
konsep Programa Penyuluhan Perikanan yang sudah ada dengan pendekatan wilayah
atau komoditas, mengevaluasi kegiatan pelaksanaan penyuluhan serta
mengaplikasikan cara penyusunan konsep programa penyuluhan perikanan tingkat
Desa, Kecamatan sampai pada tingkat Kabupaten sebagaimana tertuang dalam
Peraturan Menteri KP Nomor. 13 tahun 2011 tentang Pedoman Penyusunan Programa
Penyuluhan Perikanan.
- Masih
terdapat bentuk kegiatan Teaching Factory lainnya di 8 (Delapan) SUPM dan 2
(Dua) Politeknik KP pada satuan Pendidikan BPSDM KP.
Baca Juga : KONSEP PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL
Dari
uraian diatas, program Teaching Factory merupakan langkah positif untuk
menyiapkan SDM Kelautan dan Perikanan yang kompeten dan berdaya saing tinggi
serta professional dalam bidangnya.
Program
pendidikan yang bermuara pada peningkatan kompetensi SDM ini perlu dilakukan
secara sistematis, terus menerus, konsisten serta terarah melalui jalur
pendidikan, pelatihan dan penyuluhan dalam bidang kelautan dan perikanan.
Karena
esensi proses pendidikan pada dasarnya bersumber dari masyarakat dan luarnya
kembali ke masyarakat, dengan mengacu kepada kebutuhan dan pemecahan masalah
yang dihadapi oleh masyarakat. Pendidikan dapat dikatakan efektif apabila mampu
menyiapkan lulusan sesuai kepentingan masyarakat, yang bukan semata-mata
menghasilkan nilai dalam proses belajar mengajar.
Semoga
dengan penjelasan implementasi program TEPA yang dijalankan oleh BPSDM KP akan
memotivasi BPSDM kementerian pendidikan menjalankan langkah yang sama pada SMK
dan Perguruan Tinggi untuk menyiapkan tenaga kerja yang handal dalam menyambut
era global yang perubahan-perubahan yang terjadi serta menghadapi MEA