Budilaksono.com...Salam
Inspiratif, kepada bapak ibu bahwa lobster dan kepiting merupakan bagian dari
golongan crustasea yang dibudidayakan
oleh masyarakat dan menjadi makanan yang bergisi tinggi.
Peluang
bisnis lobster sangat terbuka lebar. Terutama budidaya lobster air laut karena
masyarakat lebih menyukai lobster air laut dibandingkan air tawar karena lebih
enak dan ukuran yang lebih besar serta harganya juga lebih mahal. Begitu juga usaha budidaya kepiting. Prospek bagus untung besar.
A. CARA ALTERNATIF PALING MUDAH BUDIDAYA LOBSTER
Berikut ini beberapa
cara selengkapnya bisa dilihat berikut ini.
Menyediakan Bibit
Lobster Air Laut
Budidaya
lobster air laut sebelum dijalankan maka yang harus dipersiapkan adalah bibit
berkualitas dari para petani udang atau juga bisa didapat langsung dari para
nelayan. Harga bibit lobster air laut sangat bervariasi tergantung dari jenis
dan berat lobster seperti 1/2 ons sampai 2 ons yang bisa dibeli dengan harga 30
ribu dan untuk bibit yang beratnya lebih dari 2 ons sekitar 400 ribu. Semakin
besar bibit maka harganya juga semakin tinggi. pembelian bibit sebaiknya dinelayan sekitar tempat budidaya lobster karena menghemat biaya
Memilih Jenis Bibit
Lobster
Ada enam spesies
lobster yang dibudidayakan yakni :
- Panulirus
homarus: Lobster dengan punggung berwarna biru, kehijauan, coklat atau
kemerahan dan memiliki bintik berukuran besar dan kecil berwrna kuning terang.
Pada bagian badan terdapat pola garis kuning melintang di bagian belakang
segmen abdomen dan terdapat bercar di kaki.
- Panulirus
peniculatus: Lobster berwarna hijau tua atau hijau agak kehitaman serta coklat
melintang. untuk jantang berwarna lebih gelap dibandingkan betina.
- Panulirus
longipes: Lobster berwarna merah kecoklatan atau merah gelap dengan bintik
putih pada ruas kaki bergaris coklat atau kuning memanjang.
- Panulirus
polyphagus: Lobster dengan warna coklat yang pada setiap ruasnya memiliki
guratan berbentuk pipa warna putih dan coklat gelap.
- Panulirus
versicolor: Lobster berwarna kehijauan terang dengan guratan merah pada bagian
punggung. Untuk kepala berwarna hitam dan ada bercak putih yang tersebar di
cangkang kepala.
Pembenihan Lobster
Air Laut
Dalam
penebaran lobster air laut harus dilakukan dengan hati hati dan salah satu
faktor kematian benih lobster air laut adalah karena masalah adaptasi. Adaptasi
merupakan proses penyesuaian lingkungan dari organisme pada lingkungan media
lama ke lingkungan media baru secara bertahap. Suhu juga sangat penting pada
saat proses adaptasi penebaran bibit sehingga harus dilakukan pada saat cuaca
sedang sejuk atau teduh seperti pagi, sore atau malam hari. Sebelum benih mulai
ditebar, maka harus diadaptasikan terlebih dahulu dengan suhu sekitar selama 15
hingga 30 menit sebelum nantinya dilepaskan dalam jaring.
Pemilihan Lokasi
Budidaya
Berikut
ini adalah beberapa hal yang harus diperhatikan saat budidaya lobster air laut
:
- Memiliki
lokasi yang mudah dijangkau dari darat supaya mobilisasi sarana produksi bisa
lebih mudah dilakukan.
- Lokasi
budidaya sebaiknya terlindung dari badai, angin yang kencang, arus yang kuat
dan juga gelombang terlalu tinggi sebab budidaya losbter air laut yang biasnaya
membutuhkan waktu lebih lama, maka pilih lokasi yang terlindungi dari pengaruh
cuaca ekstrim serta musiman.
- Lokasi
budidaya sebaiknya juga tidak tercemar seperti dari pemukiman, industri,
pelabuhan, pertambangan dan berbagai kegiatan lain yang bisa mengalirkan limbah
ke laut.
- Lokasi
budidaya juga terhindar dari muara sungai yang bisa menurunkan kadar salinitas
dan juga lumpur pada saat hujan.
- Lokasi
budidaya harus terbebas dari fenomena arus balik
Perkawinan Lobster
Air Laut
Sistem
perkawinan pada lobster dilakukan secara massal sehingga betina medominasi
memilih pejantan supaya bertelur cepat.
Langkah cara perkawinan selanjutnya adalah :
- Saat
lobster sudah memperlihatkan tanda siap untuk bertelur seperti ekor yang
dilipat sampai kaki pertama dari bawah
- Maka
pisahkan lobster pada tempat berbeda agar telur tidak bersentuhan pada saat
lobster berkelahi dengan lobster lain yang bisa membuat telur rontok.
- Pengeraman
selama 28 sampai 32 hari
- Selanjutnya
maka induk lobster sudah siap menetaskan burayak sekitar 300 butir.
- Burayak
harus dipisahkan dari induknya supaya
bisa mencari makan sendiri dan induk bisa beristirahat sebelum
dikawinkan kembali sesudah 2 hingga 3 minggu kemudian.
Pakan Lobster Laut
Pakan
lobster laut bisa diberikan yakni jenis ikan rucah segar, tiram, bekicot dan
jenis pakan lain. Bagaimana cara memberikan pakan tersebut yakni :
- Sebelum
pakan diberikan, ikan segar atau bekicot dipotong potong terlebih dahulu yang
diberikan dua kali sehari, pagi dan sore hari.
- Ukuran
pakan yang diberikan sebanyak 20% per ekor dari berat lobster dan jangan lupa
membersihkan kolam apabila pakan tersisa supaya tidak membusuk karena bisa
meracuni lobster.
- Jumlah
pakan yang diberikan untuk budidaya lobster air laut tergantung dari ukuran
lobster tersebut seperti halnya dalam budidaya udang galah.
- Jika
berukuran kurang dari 10 gram, maka bisa diberikan pakan sebanyak 30% dari
berat tubuh lobster dan diberikan satu kali sehari yakni setiap sore.
- Sementara
untuk ukuran lobster antara 50 sampai 100 gram diberikan sebanyak 15% sebanyak
dua kali sehari sebanyak 10% dari berat tubuh lobster.
Perawatan dan
Perbaikan Jaring
Langkah
perawatan media budidaya lobster air laut yang paling penting adalah perawatan
jaring. Pastikan jaring selalu dalam keadaan yang bersih supaya sirkulasi air
tetap lancar untuk mencegah penyakit dari jaring yang kotor. Pembersihan ini
dilakukan sebulan sekali dengan cara diangkat ke permukaan dan dikeringkan
sekitar 2 sampai 3 hari kemudian dibersihkan dari alga, sedimen serta teritip
yang menempel pada jaring. sementara perbaikan jaring harus dilakukan jika ada
bagian jaring yang robek atau jahitan yang terlepas.
Pemantauan dan
Pengamatan
Pemantauan
dan pengamatan terdiri dari dua jenis yakni harian dan berkala yakni :
- Pengamatan
harian dilakukan setiap hari untuk memeriksa kesehatan lobster, kondisi pakan
yang diberikan untuk lobster, kondisi jaring dan berbagai ha lain yang ditemukan
dalam pengamatan. Semua ini hasilnya akan dicatat dalam formulir harian
kegiatan budidaya.
- Pengamatan
berkala dilakukan supaya bisa mengamati pertumbuhan serta baik tidaknya hidup
dari lobster air laut. Dalam pengamatan pertumbuhan dilakukan pertimbangan pada
sampel lobster untuk evaluasi dan juga sebagai landasan pemberian pakan.
- Untuk
mengetahui kelulusan hidup lobster dilakukan dengan cara menghitung total
lobster yang ada dalam jaring. Dalam penghitungan tersebut, kelulusan hidup
juga dilakukan serta pemilahan ukuran atau grading.
- Ukuran
lobster akan dipisahkan menjadi dua bagian atau empat bagian sesuai dengan
kebutuhan.
Pengendalian Penyakit
dan Hama
Agar
lobster tidak terjangkit hama dan penyakit maka langkah yang dilakukan
mengontrol keadaan jaring tetap harus dilakukan agar hama bisa dicegah.
Penyakit lobster air laut bisa terjadi jika jaring tidak bersih atau banyak
sisa pakan yang tersangkut pada jaring. Sisa pakan yang busuk ini menjadi media
subur untuk tumbuh jamur serta bakteri yang bisa membuat udan infeksi khususnya
saat ganti kulit atau moulting dimana kondisi lobster masih sangat lemah.
Panen Lobster
Panen
bisa dilakukan jika lobster sudah mencapai berat 150 sampai 200 gram per ekor
dari benih yang ditebar seberat 5 gram per ekor selama 10 bulan pemeliharaan.
Lobster hasil budidaya ini akan dipasarkan dalam keadaan hidup dan tidak
memiliki cacat sehingga panen harus dilakukan ekstra hati hati. Panen dilakukan
dengan cara mengangkat keramba lalu lobster dipindahkan satu per satu pada
tempat styrofoam dan dibawa ke berbagai daerah atau bahkan di ekspor dalam
keadaan hidup. Suhu juga harus diperhatikan yakni sekitar 20 derajat celcius
dengan kondisi tanpa air namun tetap lembab.
Dalam
budidaya lobster baik tawar maupun laut adanya proses pergantian kulit lobster.
Lobster akan melakukan pergantian kulit setiap 3 sampai 7 hari sekali dan
semakin jarang lobster berganti kulit, maka pertumbuhannya akan semakin pesat. Pada saat lobster air laut berganti kulit dan
perlu diarahkan ke shelter supaya tidak terganggu lobster lainnya. Apabila ada
lobster lain yang mendekati maka perlu dijauhkan supaya tidak mengganggu atau
bahkan memangsa lobster yang sedang mengganti kulit.
B. USAHA BUDIDAYA KEPITING
Beberapa proses yang
dapat dilakukan dalam usaha budidaya kepiting :.
Pengadaan Benih
Dalam
proses ini, perlu dipersiapkan calon induk yang baik dengan ciri sebagai
berikut :
- Induk
sehat dengan adanya reaksi gerak cepat aktif dari mata dan kakinya
- Induk
tidak cacat
- Induk
matang gonad dan memiliki lebar karapas 9 – 10 cm lebih untuk kepiting betina
serta 11 cm lebih untuk kepiting jantan
- Induk
memiliki berat 185 – 250 gram
- Induk
tidak terserang jamur atau bercak berwarna coklat hitam di permukaan kulitnya
Persiapan Media
Langkah
dalam persiapan media atau bak pembenihan adalah sebagai berikut :
- Mencuci
wadahnya dan dikeringkan selama 2 – 3 hari.
- Pemeliharaan
induk dalam bak harus disesuaikan dengan kondisi lingkungan biologis alaminya
sehingga harus ditambahkan substrat pasir setebal ±15 cm pada dasar bak.
- Wadahnya
diisi air dengan kedalaman air dalam bak 10 – 20 cm dan dilengkapi aerasi
dengan jumlah 1 buah per m².
- Agar
kematangan gonad cepat, maka harus dilakukan ablasi mata yaitu pemotongan satu
tangkai bola mata.
- Kemudian
pada tangkai mata kepiting terdapat organ yang menghambat perkembangan ovary
sehingga tujuan dari dilakukannya ablasi mata adalah untuk mempercepat
kematangan gonad untuk kepiting bakau betina.
- Sebelum
ditebarkan, induk diaklimatisasi terlebih dahulu agar tidak stress. Padat
penebaran sebaiknya 2 – 3 ekor dengan perbandingan antara jantan dan betina
adalah 1 : 2.
- Setelah
ditebar, pemberian pakan terhadap indukan dilakukan dengan rutin pagi dan sore
atau malam hari dengan dosis 15% dari berat badan per hari dan 5% dari berat badan
per hari menjelang pemijahan.
- Kemudian
pemberian makan harus dilakukan penyiponan rutin agar kebersihan dan kualitas
air tetap dalam kondisi baik.
Penetasan Telur
Proses
penetasan telur adalah sebagai berikut :
- Seekor
induk kepiting dapat menghasilkan telur 1 – 2 juta pada ukuran lebar karapas 10
cm – 12 cm dengan derajat penetasan berkisar 95% – 98%.
- Kepiting
yang memijah ditandai dengan menempelnya massa telur pada bagian abdomen.
Setelah memijah, telur akan dierami selama 10 – 12 hari dengan kondisi
salinitas 31-32 ppt dan suhu 26,5°C – 29,5°C.
- Selama
pengeraman, induk akan diletakkan pada bak fiber glass berukuran 1 cm x 0,5 cm
x 0,5 cm dengan padat tebar induk 1 ekor per bak.
- Pada
saat pengeraman telur, aerasi selalu diperhatikan dan sirkulasi air tidak boleh
berhenti (24 jam non stop). Setelah telur berwarna coklat kehitaman atau
berumur 7- 8 hari saat dierami, induk ke dalam bak penetasan.
- Penetasan
telur kepiting dilakukan dalam bak fiber glass berbentuk kerucut dengan volume
300 – 500 liter. Air laut yang digunakan harus bersalinitas 32 – 35 ppt dengan
suhu 29°C – 30°C.
- Apabila telur diserang oleh jamur dapat dilakukan perendaman
dengan penambahan larutan formalin 10 ppm selama 24 jam untuk membersihkan
jamur tersebut.
Pemeliharaan Larva
Langkah
setelah telur kepiting menetas menjadi zoea (larva kepiting) adalah sebagai
berikut :
- Zoea
dipindahkan ke bak pemeliharaan yang terbuat dari fiber glass atau beton.
- Padat
penebaran zoea sebaiknya antara 10 – 30 ekor per liter air. Selama pemeliharaan
zoea air yang digunakan adalah air laut yang bersalinitas 31 – 33 ppt.
- Pada
masa larva, zoea mengonsumsi pakan alami seperti rotifer, artemia, udang kecil
dan lain – lain yang disesuaikan dengan stadia larva.
- Kualitas
air media pemeliharaan larva harus diperhatikan dengan baik untuk meningkatkan
kelulushidupan larva.
- Pada
stadia zoea 1 pH air dipertahankan 9,2% dengan menambahan NaOH. Pada masa
stadia zoea 1-2 tidak dilakukan pergantian air karena larva sangat sensitif
terhadap perubahan lingkungan. Pergantian air dapat dilakukan sebanyak 25%
setelah menginjak masa zoea 3. Kemudian ditingkatkan menjadi 30% pada stadia
zoea 4 dan stadia megalopa.
- Larva
fase megalopa yang sudah berkembang menjadi kepiting muda, dilakukan pemanenan
dengan menggunakan saringan dan serok atau seser yang kemudian siap dipindahkan
ke tempat pembesaran.
- Umur
kepiting muda yang dapat dipanen yaitu berkisar 30 – 40 hari pemeliharaan.
Ukuran kepiting muda yang dipanen memiliki lebar karapas antara 2 – 4 mm dan
panjang 2- 3 mm.
- Cara
panen kepiting muda dilakukan dengan mengurangi air media pemeliharaan melalui
saringan hingga ketinggian air 10 cm yang kemudian benih diambil menggunakan
serok atau seser.
Pembesaran
Langkah
pembesaran kepiting bakau dapat dilakukan dengan sistem tambak yang dilakukan
di kawasan perairan payau sebagai berikut :
- Penebaran
benih dilakukan dengan kepadatan 20.000 ekor per ha yang memiliki lebar karapas
2 – 3 cm dengan berat 40 – 80 gram.
- Agar
benih tidak stress, penebaran sebaiknya dilakukan pada pagi hari dengan suhu
air berkisar 27°C – 28°C, salinitas 10 – 15 promil, pH 6,5 – 8,5, dan oksigen
terlarut sekitas 5,5 ppm.
- Selama
pembesaran, kepiting dapat diberi pakan yaitu ikan rucah, daging kerang, dan
hancuran daging siput. Jumlah pakan yang diberikan disesuaikan dengan jumlah
kebutuhan. Pembesaran ikan dilakukan selama 4 – 6 bulan, tergantung ukuran
benih dan laju pertumbuhan kepiting tersebut. Setelah itu dapat dilakukan
pemanenan dengan kriteria ukuran yang berlaku di pasaran