Budilaksono.com...Salam
Inspiratif, Kepada bapak ibu guru bahwa kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
(Kemendikbud) terus mendorong pemerataan dalam pendidikan sebagai upaya
mewujudkan Indonesia Emas 2045.
Selain
penguatan karakter, peningkatan akses pada layanan pendidikan melalui Program
Indonesia Pintar (PIP) dan Revitalisasi Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) menjadi
program prioritas Kemendikbud dalam menyiapkan Sumber Daya Manusia (SDM) yang
produktif dan berdaya saing.
Bertempat
di Stadiun Manahan Kota Surakarta, Jumat (26-5-2017), Kemendikbud membagikan
Kartu Indonesia Pintar (KIP) kepada 1.857 siswa yatim piatu dan siswa yang
berasal dari keluarga tidak mampu di wilayah Surakarta, sekaligus meluncurkan
secara resmi program Revitalisasi SMK.
Program
Indonesia Pintar Dukung Wajib Belajar 12 Tahun
Didampingi
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Muhadjir Effendy, pagi ini
Menteri Koordinator Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Puan
Maharani membagikan KIP kepada 331 siswa Sekolah Dasar (SD), 283 siswa Sekolah
Menengah Pertama (SMP), 257 siswa Sekolah Menengah Atas (SMA), 610 siswa SMK,
12 siswa Sekolah Luar Biasa (SLB), serta 364 warga belajar Pusat Kegiatan
Belajar Masyarakat (PKBM).
Program
Indonesia Pintar yang dirancang untuk membantu anak-anak usia sekolah dari
keluarga miskin/rentan miskin/prioritas agar tetap mendapatkan layanan
pendidikan sampai tamat pendidikan menengah.
Menko
Puan Maharani menyinggung angkatan kerja Indonesia yang didominasi lulusan SD
dan SMP. Menurutnya, hal ini perlu dilakukan penanganan yang baik agar dapat
memastikan penduduk usia produktif memiliki keterampilan yang dibutuhkan dalam
persaingan masa depan.
Senada
dengan Menko PMK, Mendikbud mengingatkan pentingnya mengelola bonus demografi
dengan baik agar dapat meningkatkan produktivitas nasional.
"Kita
harus bisa memastikan anak-anak yang kelak menjadi kelompok usia produktif
dapat menjadi tenaga terampil yang benar-benar produktif," disampaikan
Mendikbud di Surakarta.
Revitalisasi
SMK Untuk Produktivitas dan Daya Saing Bangsa
Tenaga
kerja yang berdaya saing dan terampil salah satu di antaranya dilahirkan dari
pendidikan dan pelatihan vokasi yang bermutu dan relevan dengan tuntutan dunia
usaha dan industri (DUDI) yang terus menerus berkembang. Program Revitalisasi
SMK sesuai Instruksi Presiden (Inpres) Nomor 9 Tahun 2016 akan fokus pada
reorientasi pendidikan dan pelatihan vokasi ke arah demand driven.
Menko
PMK mengapresiasi program revitalisasi SMK yang digulirkan oleh Kemendikbud.
Baginya, kesesuaian dan keterkaitan SMK dengan dunia usaha dan industri menjadi
kunci keberhasilan revitalisasi SMK. "Diperlukan adanya link and match
atau sinergi antara SMK dengan industri," ungkap Menko Puan.
Mendikbud
menyampaikan, pada tahun 2017, telah ditunjuk 125 SMK yang memiliki bidang
keahlian sesuai dengan prioritas pembangunan nasional, yaitu kemaritiman,
pariwisata, pertanian (ketahanan pangan), dan industri kreatif. Serta 94 SMK
bidang keahlian lainnya yang juga mendukung prioritas pembangunan nasional.
"Kita
akan kawal terus sekolah rintisan ini sampai menjadi SMK yang siap menghasilkan
tenaga terampil sesuai kebutuhan abad 21," ujar Mendikbud.
Adapun
SMK rintisan yang terpilih untuk direvitalisasi akan didorong untuk melakukan perubahan
yang meliputi :
- Pengembangan
dan penyelarasan kurikulum dengan dunia usaha dan industri
- Inovasi
pembelajaran yang mendorong keterampilan abad 21
- Pemenuhan
dan peningkatan profesionalitas guru dan tenaga kependidikan
- Standarisasi
sarana dan prasarana utama; pemutakhiran program kerja sama industri
- Pengelolaan
dan penataan lembaga; serta peningkatan akses sertifikasi kompetensi.
Melalui
program revitalisasi SMK, pada tahun 2020 diharapkan terwujud kondisi sebagai
berikut:
- SMK
melayani 5,5 juta siswa dengan pendidikan berbasis teknologi informasi melalui
1.650 SMK Rujukan, 850 SMK Reguler, 3.300 SMK Aliansi serta 750 SMK Konsorsium;
- 80
persen tamatan SMK bekerja dibidangnya, 12 persen berwirausaha, dan 8 persen
1.650 SMK rujukan memiliki lisensi LSP-P1 dan membawahi 800 tempat uji
kompetensi (TUK) bagi siswa dan aliansinya;
- 750
Teaching Factory dan Technopark di SMK berfungsi sebagai Rumah Inovasi;
- 1.000
Lembaga Kursus dan Pelatihan, serta 350 SMA Luar Biasa terintegrasi dengan SMK.
- 45.000
Guru Keahlian Ganda dan 2500 Instuktur Kursus;
- 1,75
juta lulusan SMK, 1 juta lulusan Kursus dan Pelatihan, 1.200 lulusan SMA Luar
Biasa memiliki sertifikat keahlian;
- SMK
menjadi pilihan utama bagi lulusan SMP untuk melanjutkan studi ke jenjang
pendidikan menengah.
- Peluncuran
Revitalisasi SMK hari ini menghadirkan 193 industri yang memiliki komitmen dan
dedikasi tinggi membangun SMK; 219 SMK yang direvitalisasi di tahun 2017; Guru
peserta Program Keahlian Ganda, serta Kementerian/Lembaga terkait. "Ke
depan, tidak boleh ada SMK dibuka tanpa pasangan atau mitra industrinya,"
ujar Dirjen Dikdasmen.
Dalam
kegiatan pagi ini, secara simbolis Menko PMK menyerahkan penghargaan kepada
sepuluh perusahaan yang berkomitmen mendukung pengembangan SMK.
Turut
hadir dalam kegiatan hari ini Wakil Gubernur Jawa Tengah Heru Sudjatmoko,
Deputi bidang Pendidikan dan Agama Kemenko PMK Agus Sartono, Inspektur Jenderal
Kemendikbud Daryanto, Direktur Jenderal Pendidikan dan Menengah (Dirjen
Dikdasmen) Hamid Muhammad, Direktur Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini dan
Pendidikan Masyarakat (Dirjen PAUD Dikmas) Harris Iskandar dan Staf Khusus
Mendikbud bidang Monitoring Implementasi Kebijakan Alpha Amirrachman. Terdapat
pula perwakilan dari Kementerian/Lembaga terkait revitalisasi SMK, 193 industri
yang memiliki komitmen dan dedikasi tinggi membangun SMK, 219 SMK yang
direvitalisasi di tahun 2017, serta Guru peserta Program Keahlian Ganda.
Demikianlah
informasi tentang PIP dan revitalisasi SMK komitmen kemdikbud wujudkan
pemerataan. Semoga dengan langkah banyak siswa yang tidak mampu finacial
sekolah kembali dan mengambil SMK akan lebih menghasilkan lulusan yang mampu
bersaing di dunia kerja serta mampu membuat lapangan kerja sendiri. Semoga info
bermanfaat.