Budilaksono.com....Salam
inspiratif, kepada bapak ibu pecinta ikan dan pembudidaya perikanan, untuk
meningkatkan produksi perikanan budidaya terus di dorong, melalui berbagai cara
yang mendukung kemandirian dan keberlanjutan. Targetyang dinginkan tahun 2016
perikanan budidaya bisa naik secara sinigfikan.
Program
KKP menginginkan target produksi perikanan budidaya tahun 2016 sebesar 19,4
juta ton dari 2015 yang mencapai 17,9
juta ton. Untuk mencapai target ini perlu didukung dengan ketersediaan induk
dan benih unggul dalam jumlah yang cukup. Produksi induk unggul dan benih
bermutu untuk budidaya air tawar, salah satunya di upayakan melalui pertemuan
jejaring induk unggul.
Menurut
Direktur Jenderal Perikanan Budidaya, Slamet Soebjakto, pada saat memberikan
arahan pada acara Pertemuan Broodstock Centre Ikan Nila, Mas dan Lele di
Auditorium BBPBAT Sukabumi mengatakan produksi perikanan budidaya dari budidaya
air tawar seperti nila, mas dan lele, sangat diandalkan baik untuk ketahanan
pangan dan gizi, mendukung pertumbuhan ekonomi daerah, menyediakan lapangan
kerja di pedesaan sekaligus meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
Pada
usaha perikanan budidaya harus dilaksanakan dengan tetap memperhatikan daya
dukung lingkungan budidaya maka produksi ikan dapat diperoleh secara
berkelanjutan. Dalam budidaya tersebut harus diikuti dengan penerapan teknologi
budidaya yang ramah lingkungan, seperti penggunaan teknologi bioflok, enzim
pakan dan juga resirkulasi air.
Slamet
mengatakan,untuk meningkatkan pendapatan pembudidaya, khususnya pembudidaya
ikan air tawar, perlu dilakukan terobosan dalam penyediaan pakan. Dirjen Perikanan budidaya menggulirkan
Gerakan Pakan Ikan Mandiri (GERPARI). GERPARI akan mendorong terbentuknya
kelompok pakan ikan mandiri yang terpisah dari kelompok pembudidaya.
Melalui
GERPARI, kita akan dorong kelompok tersebut untuk menghasilkan pakan
berkualitas sesuai Standar Nasional Indonesia (SNI) dalam jumlah yang cukup
untuk memenuhi kebutuhan kelompok pembudidaya di wilayahnya, secara kontinyu.
“Pemanfaatan
bahan baku lokal juga akan kita dorong, karena masing-masing wilayah atau
sentra budidaya memiliki bahan baku yang dapat digunakan sebagai pengganti
bahan baku impor, seperti PKM, eceng gondok, kopra dan lain-lain,”tuturnya
slamet
Produksi
induk unggul untuk komoditas nila, mas
dan lele akan dipenuhi melalui pengembangan Jejaring Pemuliaan dan Produksi
Induk Unggul Nasional. Jejaring ini akan melibatkan instansi pemerintah baik di
pusat dan daerah, swasta dan juga masyarakat dimana Balai Besar Perikanan
Budidaya Air Tawar (BBPBAT) Sukabumi akan bertindak sebagai Broodstock Center
nya. Kemandirian dalam memproduksi induk unggul komoditas air tawar ini harus
kita jaga, menuju Perikanan Budidaya yang Mandiri, Berdaya Saing dan
Berkelanjutan. Demikian yang disampaikan oleh Slamet.
Semoga
dengan informasi ini para petani ikan dan buudidaya ikan air tawarr akan lembih
semangat dalam budidaya ikan. Semoga dengan langkah-langkah yang ditempuh dari
dirjen Perikanan Budidaya akan meningkatkan kesejahteraan petani ikan