
Budilaksonoputra……Udang merupakan salah satu komoditas utama perikanan budidaya dan
menjadi primadona ekspor nasional. Perlahan tapi pasti, usaha budidaya udang
nasional mulai bangkit dan berkembang. Program revitalisasi tambak udang
yang telah digulirkan oleh Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) melalui
Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya (DJPB) dan dilaksanakan di sentra-sentra
budidaya udang, telah mampu memberikan contoh cara berbudidaya udang yang baik
dan sesuai aturan, sekaligus memberikan masukan teknologi baru dalam
berbudidaya udang yang berkelanjutan. Jawa Tengah merupakan salah satu propinsi
yang menjasi lokasi percontohan revitalisasi tambak udang pada tahun 2013.
“Pelaksanaan revitalisasi tambak udang melalui tambak percontohan yang
dijalankan di beberapa Kabupaten /Kota di Jawa Tengah, telah memberikan hasil
dan dampak yang positif. Oleh karena itu kami berinisiatif melakukan peninjauan
langsung ke palangan untuk melihat secara langsung keberhasilan dari program
ini. Jadi ini dalam rangka Safari “Tambak Udang” Ramadhan, beribadah sambil
bekerja dan bekerja sambil beribadah”. Demikian disampaikan oleh Direktur
Jenderal Perikanan Budidaya, Slamet Soebjakto, di sela-sela kunjungan kerja
yang dilakukan di Kabupaten Brebes, Pemalang, Pekalongan dan Kendal Propinsi
Jawa Tengah.
Program revitalisasi
tambak yang dilakukan di Kabupaten Brebes sejak tahun 2013, telah menunjukkan hasilnya. Pada saat melakukan panen parsial di Tambak udang
kelompok “Muncul Jaya”, Direktur Jenderal Perikanan melihat hasil yang cukup
menggembirakan baik dari segi hasil panen maupun penambahan luas areal tambak,
yang mencontoh atau menduplikasikan teknologi budidaya udang yang diperkenalkan
melalui program ini. “Ini sungguh hasil yang menggembirakan, para petambak
harus bangga dengan hasil yang telah dicapai ini. Hasil kerja keras para
pembudidaya udang di wilayah Kab Brebes harus dipertahankan dan tetap menjaga
kualitas lingkungan. Dengan menjaga kualitas lingkungan, budidaya udang akan
dapat dilakukan secara berkelanjutan. Hasil positif ini ternyata menjadi contoh
bagi pembudidaya udang lainnya. Data yang kami peroleh dari Dinas Kelautan dan
Perikanan kab. Brebes, saat ini dari 20 ha tambak percontohan, telah berkembang
dan bertambah menjadi 417 ha dengan rincian 14 ha budidaya udang secara
intensif dan 403 ha berbudidaya udang secara tradisional plus. Tentu saja ini
menyerap tenaga kerja yang ada di sekitar lokasi tambak udang”, papar Slamet.
Penambahan areal budidaya udang secara mandiri setelah melihat
keberhasilan tambak percontohan juga terjadi di Kabupaten Pemalang. “Dari 20 ha
tambak percontohan, saat ini sudah bertambah 60 ha tambak udang mandiri. Tapi
kita harus tetap memberikan bimbingan dan pengawasan kepada tambak-tambak baru
ini. Klasterisasi atau pengembangan tambak udang berbasis kawasan tetap kita
kedepankan. Dengan klasterisasi, akan mudah mengelola usaha budidaya, dan
kelompok dapat meningkatkan kesejahteraannya secara merata. Disamping itu,
kondisi lingkungan dalam kawasan tersebut akan lebih mudah di control sehingga
budidaya udang yang dilakukan dapat berkelanjutan”, ujar Slamet.
Penyerapan tenaga kerja
dari usaha budidaya udang juga terjadi di Kabupaten Pekalongan. Usaha budidaya udang yang
dilaksanakan oleh POKDAKAN Sampang Tigo, Desa Degayu, Kec. Pekalongan utara,
Kota Pekalonga, telah berhasil menyerap tenaga kerja di sekitar lokasi usaha
budidaya. “Bahkan dari penyerapan tenaga kerja ini telah berhasil meningkatkan
kesejahteraan warga desa. Karena terjadi penurunan jumlah warga miskin
yang mencapai 75 %. Disamping itu juga terjadi penambahan jumlah tambak udang
yang beroperasi, dari 20 ha tambak percontohan di Kabupaten Pekalongan,
sekarang ini sudah berkembang 720 ha lahan yang dikelola oleh 50 POKDAKAN. Ini
merupakan prestasi bagi kita semua. Pemerintah daerah telah bekerja keras untuk
membangkitkan usaha budidaya udang dengan mengalokasikan APBD untuk mendukung
budidaya udang melalui pembangunan jalan produksi maupun mengalirkan listrik ke
lokasi budidaya udang. Artinya bahwa kerjasama yang dilakukan di tingkat pusat
telah diterapkan di daerah dan ini bukti sinergi antar instansi untuk
mengembangkan budidaya udang”, ungkap Slamet
Keberhasilan usaha
budidaya udang di wilayah pantai utara Jawa Tengah yang menerapkan teknologi
ramah lingkungan dan berkelanjutan, juga berhasil menjadi contoh bagi petambak
udang di pantai Selatan. “Petambak
di pantai selatan juga mengaplikasikan teknologi di Pantai Utara Jawa, seperti
pemakaian plastik mulsa, penerapan tambak tandon untuk mengontrol kualitas air
masuk dan juga menerapkan tambak tandon sebelum air di buang ke laut. Kondisi
ini selain akan meningkatkan jumlah produksi juga akan meningkatkan kualitas
udang yang dihasilkan”, tambah Slamet.
Kunjungan kerja Direktur Jenderal Perikanan Budidaya ini
diakhiri dengan melakukan panen udang vaname di Tambak Udang Percontohan di
Desa Karya Jaya, Kec. Patebon, Kab. Kendal. “Panen ini kami harapkan semakin
mendorong Kebangkitan Budidaya Udang di Jawa Tengah. Kebutuhan dunia terhadap
produk udang masih besar, dan Indonesia menjadi Negara produsen udang yang
bebas penyakit. Kesempatan ini harus kita ambil dan Jawa Tengah dengan potensi
lahan yang ada dan dukungan dari Pemerintah Daerah yang luar biasa, saya yakin
mampu berperan aktif dalam memenuhi kebutuhan ini. Ini adalah saatnya budidaya
udang di Jawa Tengah untuk bangkit”, pungkas Slamet
( Sumber dari djpb.kkp )