Budilaksono.com...Salam
Inspiratif, Kepada bapak ibu bahwa Selain untuk konsumsi, ikan gabus memiliki
manfaat untuk kesehatan karena kandungan albuminnya. Namun saat ini pasokannya
masih terbatas
Ikan
predator yang sebelumnya dicap sebagai hama pada kolam-kolam budidaya, terutama
kolam tanah ini, kini mulai dilirik menjadi salah satu komoditas budidaya.
Predator tersebut tak lain adalah ikan gabus. Beberapa daerah memiliki
preferensi menjadikan ikan tersebut sebagai ikan konsumsi. Ada juga yang
menjualnya secara eceran di pinggir-pinggir jalan seperti di daerah Parung,
Bogor.
Ikan
gabus masih sedikit asing didengar sebagai komoditas budidaya. Faktanya di
lapangan juga masih sangat sedikit pembudidaya yang menjadikan gabus sebagai
komoditas peliharaan.
Budi
Hartono, PT Inagro dalam pengamatannya,
ikan gabus memiliki prospek yang cukup bagus. Pasalnya masih sangat jarang
pembudidaya yang mau secara serius menjadikan gabus sebagai komoditas budidaya.
Padahal saat ini permintaannya sudah mulai ada. Tidak hanya untuk konsumsi,
bahkan kandungan albumin yang tinggi membuat ikan ini dilirik juga oleh
stakeholder farmasi untuk dijadikan sumber/bahan baku obat bagi pasien yang
baru selesai menjalankan operasi. “Albumin gabus itu hampir 70 persen,” Jelas
Budi.
Tetapi
beragam potensi pemanfaatan ikan gabus ini belum ditunjang oleh kontinuitas
pasokannya. Ikan-ikan gabus konsumsi yang dijual eceran pun masih kebanyakan
hasil tangkapan dari alam. Sehingga hal tersebut membuat Budi berani untuk
mencoba membudidayakan gabus. Ia bahkan belajar langsung dari Thailand yang
telah berhasil mengembangkan ikan tersebut dengan baik.
Segmentasi Produksi
Budi
banyak mengadopsi sistem budidaya yang sudah diterapkan di Thailand dengan
tetap melakukan perbaikan pada bagian-bagian yang masih dinilai kurang. “Saya
terapin di sini, tapi banyak yang saya ubah, karena di sana masih ada
kekurangan,” ujarnya.
Budi
membagi segmentasi produksi ikan gabus sekurang-kurangnya menjadi 3 bagian
yakni sebagai berikut :
- Pemijahan
dan penetasan telur hingga usia sekitar 2 minggu dengan ukuran 1 inci. Pada
segmen ini pemeliharaan dilakukan dalam farm yang tertutup.
- Segmen
kedua adalah pendederan dari ukuran 1 inch hingga ukuran 2 - 3 inci. Segmen ini
dilakukan dalam kolam terpal terbuka.
- Segmen
terakhir adalah pembesaran selama kurang lebih 8 bulan dari 3 inch lebih hingga
ukuran konsumsi.
Pada
tahap pemijahannya, Budi menggunakan dua metode berbeda, alami dan semi alami.
Pemijahan alami dilakukan dalam sebuah bak di mana beberapa pasang induk
disatukan tanpa ada perlakuan lainnya. Sementara pemijahan semi alami
menggunakan penyuntikan hormon untuk merangsang pematangan gonad dan pemijahan.
“Itu ada yang saya suntik. Ada yang saya masalin. Misal kolam ini saya kasih 10
pasang” ujar pria yang sering mengadakan pelatihan budidaya gabus di lokasinya
itu.
Untuk
menjalankan budidaya dalam skala usaha, kata Budi, pembudidaya bisa mengambil
pilihan antara segmen pendederan dan pembesaran. Keduanya memiliki kelebihan
dan kekurangan masing-masing. Kelebihan dari usaha menghasilkan benih
(pendederan) sendiri memiliki waktu yang relatif lebih singkat, tetapi teknis
pemeliharaannya sendiri cukup berisiko. Karena seperti ikan pada umumnya,
stadia benih merupakan stadia yang riskan kematian.
Terlebih
gabus ini mirip dengan ikan lele yang memiliki organ pernapasan tambahan.
Proses pembentukan organ tersebut terjadi pada stadia benih. Menurut Budi,
proses tersebut diduga sebagai penyebab benih gabus rentan mati karena
kondisnya yang belum stabil. “Kalu lingkungan tidak mendukung, di situ lah bisa
drop,” ujar Budi (Sumber : Trobos.com).
Demikianlah
informasi tentang prospek budidaya ikan gabus. Semoga informasi ini akan
bermanfaat kepada pelaku petani dan masyarakat
baik yang mengelola maupun yang mengosumsi ikan gabus.