Budilaksono.com....Salam
Inspiratif, Kepada bapak ibu pelaku usaha perikanan, tim Institut Teknologi
Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya bekerja sama dengan Kementerian Kelautan dan
Perikanan (KKP) melalui Loka Penelitian dan Pengembangan Mekanisasi Pengolahan
Hasil Perikanan (LPP-MPHP) Bantul melakukan penelitian dan pengembangan metode
deteksi kesegaran ikan non destruktif pada ikan tuna. .
Sebagaimana
dalam laman Republika, Perjanjian riset bersama yang telah ditandatangani
tersebut dibawahi langsung oleh Badan Penelitian dan Pengembangan (Balitbang)
KKP. Dalam MoU ini, ITS akan mendesain alat deteksi untuk kesegaran ikan.
Perwakilan dari LPP-MPHP Bantul, Zainal Arifin, mengatakan, pada tahap awal
kerjasama ini, LPP-MPHP Bantul bersama ITS akan melakukan penelitian terkait
dengan desain alat deteksi kesegaran ikan non destruktif pada ikan tuna
tersebut.
“Potensi
tuna di laut kita sangat besar, karena itu untuk melindungi konsumen sekaligus
juga nelayan saat memasok hasil tangkapan mereka, alat deteksi ini diharapkan
dapat membantu peningkatan produksi ikan tuna untuk kepentingan lebih besar
lagi,” jelasnya.
Zainal
menambahkan, selama ini pemeriksaan hanya dilihat secara fisik. Akibatnya, saat
akan dikonsumsi ikan tersebut kerap kali sudah rusak. Dengan menggunakan alat
ini, kepastian ikan masih dalam kondisi segar, layak konsumsi atau malah sudah
rusak akan terdeteksi lebih awal.
“Cara
kerjanya, dengan mendeteksi melalui sensor bau dari kandungan alat amoniak pada
ikan serta sensor citra gambar untuk mata ikan. Ikan diletakkan pada alat itu,
kemudian lewat sensor akan diketahui, apakah ikan itu memang masih dalam
kategori segar, layak konsumsi atau bahkan dikategorikan rusak,” terang Zainal.
Zainal
menjelaskan, riset yang akan dilakukan dengan menghimpun data-data terhadap
ikan dalam tiga kategori tersebut, melalui pengumpulan data yang akan dihimpun
dalam data base sebagai rujukan kerja sensor bau dan citra mata ikan.
Selama
ini prototipe alat yang sudah ada masih bekerja secara manual, sehingga
membutuhkan waktu lima menit untuk mengetahui kondisi ikan. "Diharapkan
dengan kerja sama ini, kami bisa mengotomatisasi alat ini, sehingga bisa
bekerja lebih cepat dan untuk jumlah yang banyak," harapnya.
Dalam
perjanjian tersebut, ITS akan mengakomodasi riset penentuan parameter uji
kesegaran ikan melalui perubahan citra mata ikan dan bau serta pengujian
kinerja dan analisa sistem alat dengan menggunakan fasilitas laboratorium
komputasi multimedia ITS. Kepala Laboratorium Komputasi Multimedia Jurusan
Teknik Elektro ITS, Mauridhi Hery Purnomo ditunjuk sebagai Ketua Tim Peneliti.
Demikianlah
informasi tentang kerjasama antara ITS da KKP dalam menciptakan alat mendeteksi
kesegaran Ikan. Semoga dengan langkah ini bisa digunakan oleh pelaku usaha
perikanan terutama pedagang dan industri dalam penjualan ikan agar dalam
kondisi segar. Semoga info bermanfaat.