Budilaksonoputra......Salam
insfiratif, kepada bapak ibu guru
arahkan siswa untuk mengambil jurusan di SMK atau perguruan tinggi yang peluang
kerjanya besar. Sektor yang banyak
membutuhkan tenaga menengah dan tenaga ahli setiap tahunnya adalah sektor pertanian,
perkebunan, perikanan dan peternakan. Karena SMK yang sekarang banyak
dibutuhkan lulusannya yang siap kerja di perusahan-perusahan besar adalah SMK
perikanan dan kelautan, SMK pertanian dan perkebunan, SMK peternakan. Begitu juga dengan lembaga perguruan tinggi
Persaingan
di dunia kerja yang semakin ketat kini menuntut lembaga pendidikan tinggi untuk
menyiapkan tenaga-tenaga siap secara mental dan skil untuk terjun di dunia
kerja. Tingginya kebutuhan sumber daya manusia oleh perusahaan perkebunan
kelapa sawit membuka peluang itu terbuka lebar karena membutuhkan banyak tenaga
kerja terlatih dan siap pakai.
“Setiap
tahun kita butuh 5.000 sampai 6.000 tenaga kerja di sektor kelapa sawit di
seluruh Indonesia. Jumlah itu untuk mengisi berbagai posisi yang dimulai dari
manajerial tingkat pertama,” kata Wasekjen Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit
Indonesia (GAPKI) Tjokro Putro Wibowo, Kamis (13/8/2015) lalu.
Saat
ini, lanjut Tjokro untuk kebutuhan pengembangan dan perluasan lahan dan
kaderisasi dan
regenerasi SDM banyak perusahaan perkebunan tersebut mengandalkan kampus
Politeknik Kelapa Sawit Citra Widya Edukasi (CWE). Setiap tahun politeknik
tersebut menghasilkan ratusan alumni. Namun, kenyataannya jumlah kebutuhan riil
di lapangan masih sangat besar.
"Kebutuhannya
bisa mencapai ribuan setiap tahun. Posisi yang dimaksud itu mulai manajer
perkebunan, manajer pabrik, asisten kepala, kepala tata usaha, asisten kebun,
asisten pabrik, asisten traksi, pengukuran dan alat berat, asisten hama dan
penyakit, mandor kebun, dan banyak lagi," sebut Tjokro.
Dia
mengatakan, sektor kelapa sawit membutuhkan SDM terdidik dan terampil dalam
pengelolaannya. Hal tersebut mengingat kebutuhan regenerasi SDM kelapa sawit di
Indonesia cukup besar dikarenakan perkebunan kelapa sawit telah dimulai sejak
zaman pra-kemerdekaan atau 100 tahun lalu.
Menariknya,
lanjut Tjokro, aspek sustainability dan lingkungan hidup menjadi aspek penting
yang juga diperhatikan oleh institusi pendidikan tersebut dalam mencetak tenaga
kerja siap pakai.
Triyanto,
Manajer SDM PT Mulia Inti Perkasa, sebuah perusahaan perkebunan kelapa sawit di
Kalimantan Timur menyampaikan bahwa perusahaannya menyadari bahwa usaha
perkebunan
kelapa
sawit adalah usaha jangka panjang yang senantiasa membutuhkan SDM siap pakai
dan berkesinambungan. "Sudah
beberapa tahun ini kami bekerja sama aktif dengan sekolah tersebut dalam urusan
perekrutan tenaga kerja. Kami juga memberikan beasiswa dalam bentuk ikatan
dinas," ujar Triyanto.
Direktur
Pembelajaran Kemahasiswaan Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi
Ila Sahila mengatakan bahwa pemerintah akan memprioritaskan pendidikan vokasi
di Indonesia. Saat ini, jumlah program studi vokasi di perguruan tinggi di Indonesia
hanya sekitar 20 persen.
"Pendidikan
vokasi penting agar Indonesia memiliki tenaga-tenaga terampil. Tahun 2030,
ditargetkan telah ada 113 juta tenaga terampil," ujarnya, Selasa
(3/2/2015) lalu.
Pendidikan
tinggi jalur profesional dan vokasi saat ini memang mendapat perhatian dan
menjadi pilihan dalam melanjutkan pendidikan. Masyarakat semakin menyadari
bahwa dunia kerja membutuhkan tenaga-tenaga kerja terampil, bukan sekadar
bergelar sarjana.
Direktur
Politeknik Kepala Sawit CWE Stephanus Nugroho Kristono mengatakan bahwa tenaga
kerja lulusan politeknik sangat bisa diandalkan karena siap pakai. Hal tersebut
ditunjang oleh kurikulum pembelajaran praktik 60 persen dan teoritis 40 persen.
Adapun tenaga pengajarnya 60 persen merupakan praktisi dan 40 persen akademisi.
Dia
mengatakan, tahun ini Politeknik CWE hanya akan menerima maksimal 300 orang
mahasiswa baru yang akan dibuka mulai Agustus ini. Ada tiga program studi yang
menjadi kebutuhan di sektor perkelapasawitan ini, yakni Program Studi Budidaya
Perkebunan Kelapa Sawit, Program Studi Teknologi Pengolahan Hasil Perkebunan
Kelapa Sawit, dan Program Studi Manajemen Logistik.
"Metode
pembelajarannya menjadi efektif karena telah melakukan penekanan pada praktik
kerja di perkebunan kelapa sawit secara langsung. Hal ini untuk mempertajam
landasan teori yang telah diperoleh siswa," ujarnya. (Sumber : Kompas)
Semoga
dengan informasi ini akan membuka merubah menset masyarakat agar dapat mengarah
putra putrinya untuk masuk kejuruan yang setelah lulus bisa kerja
diperusahan-perusahan besar di Indonesia atau luar negeri.
Dan
juga akan memberi wacana kepemerintah daerah untuk membuka SMK-SMK yang
dibutuhkan skillnya didaerah tersebut dan dibutuhkan skilnya di perusahan-
perusahan besar baik dalam negeri maupun Luar negeri. Seharusnya setiap
pemerintah daerah mempunyai SMK komplit yang mempunyai jurusan pertanian dan perkebunan, perikanan dan kelautan serta peternakan.