Budilaksonoputra......Salam
insfiratif, kepada bapak ibu guru, ini adalah kreativitas dan peluang usaha
yang bisa diberikan kepada siswa-siswi SMA melalui mapel mulok dan SMK melalui
kejuruannya atau mulok. Salah satu peluang yang belum banyak diberikan dengan biaya
murah mendapat untuk besar yang menjadi primadona sekolah untuk bekal keahlian
siswanya adalah budidaya cacing tanah.
Diseluruh
sekolah SMA dan SMK masih berkutat dan berkaitan dengan kejuruan yang dimiliki
yang diberikan pada mapel mulok sebagai bekal siswanya. Karena tidak semuanya
siswa yang masuk sekolah tersebut minat dengan kejuruan yang diambil maka untuk
menyiasati ini harusnya biberikan keahlian lain sebagai pilihan bila sudah
lulus nantinya. Salah satunnya budidaya lahan sempit baik bidang
pertanian,perikanan dan peternakan.
PELUANG
untuk menciptakan usaha dan lapangan kerja terbuka sangat luas asal mau usaha
dan kerja keras dan ini sudah dibuktikan oleh tiga mahasiswa Fakultas Pertanian
(FP) dan Fakultas Kedokteran Hewan (FKH) Universitas Gadjah Mada (UGM. Bertiga
Nur Ainu Sulton, Muhammad Abiyyu UA, Rahmad Syafrilianta mencoba peluang usaha
pengembangan ternak cacing tanah.
Mereka
membangun usaha budidaya cacing tanah untuk memenuhi kebutuhan industri obat
dan kosmetik. “Pengembangan ternak cacing tanah masih sangat jarang dilakukan.
Kebanyakan orang menganggap cacing tanah merupakan binatang yang menjijikkan.
Padahal berpotensi dibudidayakan dan menjadi peluang usaha yang prospektif,”
kata Nur Ainu, pekan lalu di Kampus UGM.
Cacing
tanah yang dikembangkan spesies Lumbricus rubellus merupakan jenis cacing yang
sangat potensial untuk dibudidayakan. Pasalnya jenis cacing ini memiliki
pertumbuhan lebih cepat dibanding dengan jenis cacing lainnya. Tidak hanya itu,
cacing tanah ini juga tergolong mudah pemeliharaan dan perawatannya karena bisa
berkembang di media limbah organik.
Karena
itu, tidak mengherankan jika banyak dimanfaatkan dalam dunia pertanian dan
peternakan, serta industri farmasi. Dalam industri farmasi cacing ini banyak
digunakan sebagai bahan obat dan bahan kosmetik. Bahkan permintaan akan cacing
tanah terus meningkat untuk memenuhi kebutuhan produksi dalam jumlah besar.
Namun, kesediaan cacing tanah jenis ini masih terbatas.
Harganya
relatif mahal karena belum banyak yang melakukan budidaya. Nur Ainu mengungkapkan
dari 1 ekor cacing dewasa mampu memproduksi 10-20 anakan setiap 10 hari.
Pengembangannya sangat, dalam kurun waktu1 tahun bisa menghasilkan 1.000
anakan. “Dari pengalaman 1 kg cacing tanah dalam 3 bulan bisa berkembang
menjadi sekitar 6 kg cacing tanah,” katanya.
Menurutnya
usaha budidaya cacing tanah ini cukup prospektif karena dapat memberikan
keuntungan yang besar. Dalam satu periode pemanenan atau sekitar 3 bulan dengan
20 kg indukan cacing tanah akan menghasilkan 120 kg cacing tanah. Sementara harga
perkilogram cacing ini mencapai Rp. 60 ribu. “Dalam waktu 3 bulan bisa
menghasilkan omset sekitar Rp. 7,2 juta,” ujarnya.
Ditambahkan
Abiyyu, dalam melakukan budidaya cacing tanah memanfaatkan limbah organik yang
berada di lingkungan sekitarnya. Selin itu juga untuk mengurangi dampak negatif
limbah media bekas cacing (kascing) dengan memanfaatkanya sebagai pupuk kompos.
“Limbah ini dapat diolah menjadi pupuk kompos. Biasanya pupuk ini dijual di
pasaran mencapai Rp. 2.000 per kilogramnya,” ujarnya.
Untuk
pemasaran cacing tanah hasil budidaya, saat ini tiga mahasiswa tengah membangun
kerjasama dengan industri obat dan kosmetik secara langsung. Selain itu juga
menyasar dunia peternakan dengan mendatangi peternak ikan, peternak unggas,
kolam pemancingan dan toko pakan hewan. Di samping itu juga memanfaatkan media
jejaring sosial dan mengikuti pameran guna melakukan promosi.
“Rencananya
akan mendirikan asosiasi peternak cacing di berbagai daerah untuk memperkuat
jaringan pasar dan menekan kompetitor, sehingga usaha budidaya cacing ini akan
terus berkembang,” ujar Abiyyu. (Sumber : Kedaulatan Rakyat)
Sekarang
dunia industri farmasi atau pengobatan sudah condong ke kearah alam. Dengan kata
lain obat-obatan yang digunakan untuk manusia banyak dengan lebel herbal
(Secara alami). Bahan alami yang digunakan berasal dari bidang pertanian,
perikanan dan perternakan. Salah satunya dari budidaya cacing tanah.
Peluang
usaha itu tiada matinya bila kita mau mencoba dan tampa menyerah. Apapun yang
kita lakukan ada hasil. Inovasi-inovasi diperlukan untuk menghasilkan karya. Semoga
artikel tentang pengembangan budidaya cacing tanah akan memotivasi kita semua
untuk berusaha menciptakan peluang bisnis