Budilaksonoputra.....Selamat siang kepada seluruh masyarakat suatu negara ingin mengosumsi ikan, dibawah ini adalah perhitungan dalam mengosumsi ikan
Metode Penghitungan Konsumsi Ikan
FAO menyebutkan terdapat dua metode yang biasa digunakan untuk menghitung
konsumsi ikan suatu negara. Metode pertama yang banyak digunakan yaitu
penghitungan konsumsi ikan berdasarkan ketersediaan ikan.
Kosumsi ikan = ketersediaan ikan/jumlah penduduk
Ketersediaan ikan yang dimaksud didalamnya mencakup total produksi ikan
(tangkap dan budidaya) ditambah impor dan stok, kemudian dikurangi dengan
ekspor dan produksi ikan non pangan.
Ketersedian ikan=(produksi tangkap+produksi budidaya+impor)-(Ekspor+ jumlah stok)-(Prod.ikan non pangan)
Metode kedua yang digunakan untuk menghitung konsumsi ikan adalah
berdasarkan survey konsumen (consumer panels). Survey dilakukan
dengan cara metode sampling. Populasi distratifikasikan untuk memperoleh
responden berdasarkan pendapatan, umur dan lokasi. Melalui penghitungan dengan
metode ini akan diperoleh informasi mengenai jenis ikan yang dikonsumsi, tempat
ikan dikonsumsi (di dalam rumah tangga atau di luar rumah tangga), pola
preferensi konsumen, dan lainnya.
Kedua metode yang digunakan tersebut masing-masing memiliki kelemahan.
Sebagai perbandingan, FAO mencatat beberapa kelemahan dari masing-masing metode
yaitu sebagai berikut:
Metode Ketersediaan Ikan
(Net Supply)
- Penghitungan dengan metode ini
tidak dapat menggambarkan konsumsi per jenis
- Terdapat perbedaan satuan
antara data produksi dan data ekspor-impor di mana data produksi (tangkap
dan budidaya) biasanya dalam satuan berat hidup, sementara itu data
ekspor-impor menggunakan satuan berat bersih. Dalam beberapa kasus,
perbedaan tersebut dapat diantisipasi dengan menggunakan faktor konversi,
namun hasilnya tentu tidak dapat menggambarkan keadaan sebenarnya.
Metode Survei Konsumen (Consumer
Panels)
Kekurangan dari metode ini yaitu survei konsumen tidak menggambarkan
ketersediaan ikan yang ada. Metode ini hanya fokus pada konsumsi dan jenis ikan
yang dikonsumsi tanpa memperhatikan dimana ikan diproduksi dan darimana ikan
diproses. Metode ini sangat bergantung pada teknik sampling dan jumlah
responden yang disurvei untuk memperoleh gambaran konsumsi ikan nasional.
Hasil Rilis Data Konsumsi Ikan oleh FAO
Menurut Benua
Dalam publikasinya, FAO menggunakan metode pertama (net supply) dalam menghitung dan memperbandingkan tingkat konsumsi ikan antar negara.
FAO membagi kategori tingkat konsumsi ikan (tingkat penyediaan ikan) dalam
skala dan warna tertentu. Berdasarkan Gambar 1 dapat dilihat bahwa warna merah
menunjukkan skala 0-5 kg/kapita, jingga menunjukkan skala 5-10 kg/kap, dan
hijau menunjukan konsumsi ikan > 80 kg/kap.
Konsumsi ikan rata-rata penduduk dunia pada tahun 2011 sebesar 18,9 kg/kap
dengan kontribusi ikan terhadap total protein sebesar 16,7%. Dalam batasan
geografis benua, konsumsi rata-rata tertinggi ditempati oleh Oceania yaitu 25
kg/kap, selanjutnya diikuti oleh Eropa (22,1 kg/kap), Amerika (21,7 kg/kap) dan
Asia (21,5 kg/Kap). Khusus untuk Asia, meskipun rata-rata konsumsi ikannya
bukan tertinggi namun sumbangan ikan terhadap total protein hewani menjadi yang
tertinggi yaitu 22,9%. ( Sumber : kkp.go.id)
Semoga informasi ini bermanfaat bagi pengusaha/nelayandan pedagang ikan dan
akademisi baik smk perikanan dan kelautan dan perguruan tinggI