Budilaksono.com....Salam
Inspirratif, Kepada bapak ibu bahwa
semut ngangkrang atau semut kroto senang
membuat sarang di pepohonan. Krotonya
banyak dicari lalu dijualbelikan, misalnya sebagai pakan ocehan dan umpan
memancing. Wajar jika kebutuhan kroto termasuk tinggi serta mudah dipasarkan
dengan harga lumayan mahal.
Tata
cara usaha memperoleh kroto dapat juga
dengan membudidayakan sendiri, trik maupun piranti budidayanya cukup sederhana
adalah sebagai berikut :
- Menyiapkan
alat dan bahan antara lain sarang terbuat dari toples bening ditempatkan di rak
khusus.
- Semut
jangan sampai pergi dari media yang disiapkan, maka kaki-kaki rak dikasih piring atau makok yang berisi minyak goreng.
- Pakan
semut kroto dapat diberi ulat Hongkong dan minumannya cukup air gula.
- Setiap
12 toples atau sarang, satu ons ulat Hongkong bisa untuk kisaran lima hari dan
satu gelas air gula bisa untuk empat hari.
- Toples
sebagai tempat bersarang dipilih dari bahan terbuat dari mika, sebab jika
plastik biasa sering muncul bau yang kurang disenangi semut kroto.
- Pada
stoples di buat pintu keluar masuk
semut, toples dapat dibuat satu atau dua lubang.
- Rak-raknya
bisa terbuat dari kayu yang dibuat bertingkat tiga.
- Jarak
antara tingkat pertama dan kedua kisaran 35 cm, tinggi rak 100 cm, lebar 40 cm
dan panjang 122 cm. Setiap tingkatnya dapat untuk menempatkan 12 toples.
- Bahkan
di dalam toples besar masih diberi toples lebih kecil.
- Agar
merasa lebih nyaman, di bagian luar toples kecil diberi daun-daun nangka sudah
kering.
- Semut
akan banyak bertelur di toples yang lebih kecil. Saat memanen, toples besar
diambil terlebih dahulu.
Biaya
membeli pakan dan minumannya tidak mahal, tapi pembudidaya semut ngangkrang
bisa rutin memanen dan menjual kroto. “Ketika semutnya semakin banyak dapat
juga dijual,” papar pembudidaya semut kroto, Widodo asal Sidokarto Sleman,
baru-baru ini.
“Jika
dalam satu sarang sudah banyak terlihat kroto atau telur semut kroto, bisa
segera dipanen. Bisa menggunakan sarung tangan yang diolesi tepung tapioka.
Caranya menggunakan penyaring cendol, telur akan tersaring dan semut-semutnya
dikembalikan ke rak,” ungkap Dodo.
Budidaya
semut kroto menggunakan toples sebagai sarang yang ditempatkan di rak-rak pun
diterapkan Sigit Suhendra asal Banguntapan Bantul. Hanya saja ia menggunakan
toples dengan ukuran lebih besar dengan diberi tiga lubang atau pintu untuk
keluar-masuk semut.
“Panen
kroto biasa saya lakukan setiap bulan, bahkan selain kroto dapat juga menjual
bibit semutnya, karena biasa ada yang ingin bisa membudidayakan semut kroto
sendiri. Harga bibitnya sekarang ini rata-rata Rp 30.000 per toples,” jelas
Sigit. (Sumber : Krjogja.com). Semoga info bermanfaat.